Mengenal Sistem Plumbing – Plumbing adalah suatu sistem pengelolaan air pada bangunan yang mengatur tentang pemasangan pipa, tangki, dan peralatan lainnya. Sistem ini mengatur penyediaan air bersih, distribusi air bersih, hingga pembuangan dan pengelolaan air kotor agar tidak mencemari lingkungan di sekitar bangunan.
Sistem plumbing diaplikasikan pada bangunan dan berhubungan langsung dengan saluran air daerah, baik itu saluran penyedia air bersih maupun saluran pembuangan air kotor. Dengan instalasi plumbing, diharapkan kebersihan lingkungan tetap terjaga dan pengelolaan limbah bisa dilakukan secara maksimal.
Fungsi Sistem Plumbing
Pada bangunan, fungsi penerapan sistem plumbing adalah sebagai berikut:
Menyediakan air bersih pada bangunan
Menyediakan sistem distribusi air bersih pada area yang dikehendaki dalam sebuah bangunan
Menyediakan sistem pembuangan air kotor yang aman agar tidak terjadi pencemaran pada bangunan
Menyediakan sistem ventilasi udara agar sirkulasi udara di dalam gedung tetap terjaga, terutama pada area pembuangan air kotor
Menjadi sistem pencegah kebakaran
Menjadi sistem distribusi air hujan
Meningkatkan kenyamanan pengguna bangunan
Jenis dan Sistem Plumbing
Ada dua sistem pengaliran air di gedung, pengaliran ke atas yang juga disebut transfer, dan Pengaliran ke bawah yang juga disebut distribusi. Beberapa jenis dan sistem plumbing antara lain adalah :
1. Sistem Penyambungan Langsung
Yaitu pipa distribusi dalam rumah atau gedung disambungkan secara langsung dengan pipa utama.
2. Sistem Dengan Menggunakan Tangki Atap (Roof Tank)
Sistem ini biasanya digunakan untuk rumah atau gedung bertingkat, dimana tekanan air di pipa utama tidak mampu memenuhi semua ruang.
3. Sistem Dengan Menggunakan Tangki Tekan
Berbeda dengan sistem menggunakan tangki atas, pada sistem ini hanya memerlukan tangki bawah (ground tank) untuk menampung air dari pipa utama, kemudian ditekan dengan menggunakan pompa ke seluruh instalasi di semua ruang. Sistem ini biasanya diterapkan pada perumahan dan gedung tidak beringkat.
Pada pompa ditambahkan bejana / tangki tertutup sehingga udara di dalamnya ter-kompresi, kompresi ini untuk memberikan tekanan standby pada jaringan instalasi, jika penggunaan air relatif sedikit tidak memerlukan penyalaan pompa.
4. Sistem menggunakan bosster pump secara langsung.
Sebuah pompa di sambungan langsung dari pipa utama sebagai discharge-nya / inputnya, dan bagian keluaran / suction pompa langsung masuk instalasi rumah atau gedung. Namun sistem ini sangat dilarang penyedia pasokan air, semisal PDAM.
Baca Juga : Pentingnya Memasang Fire Alarm pada Gedung dan Perkantoran – Gudang Teknik
Cara Instalasi Plumbing
Metode instalasi plumbing adalah suatu hal yang wajib seorang kontraktor ketahui, karena plumbing merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah bangunan. Pemasangan plumbing perlu dilakukan secara sistematis dan cermat agar kebutuhan penghuni bangunan atas air dapat terpenuhi dengan baik secara berkelanjutan. Beberapa tahap penting yang dilakukan dalam instalasi plumbing adalah sebagai berikut.
1. Instalasi Air Bersih
Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih dahulu adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk menentukan jalur-jalur instalasi pipa-pipa yang akan dipasang. Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun sebelum plesteran dan acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan pada dinding.Khusus pemasangan di luar bangunan (contohnya : pipa saluran air hujan), sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan. Pipa yang melalui pelat dak, balok atau kolom beton harus dipasang secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup dengan plug/dop yang kuat untuk menghindari kotoran/adukan masuk yang dapat menyebabkan penyumbatan. Hindari belokan pipa atau teknik pipa dari daerah pembakaran.Posisi pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter.Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat keramik agar simetris dengan luas keramik. Setelah instalasi selesai terpasang segera lakukan uji tekanan pipa. Untuk pipa Gip maksimal 10 bar, sedangkan untuk pipa PVC maksimal 6 bar.
2. Instalasi Air Kotor
Hal yang perlu diketahui dalam instalasi air kotor adalah denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangannya. Dalam bagian perencanaan instalasi air kotor, hindari terlalu banyak percabangan yang dapat merepotkan pada sesi pengerjaan.Pemasangan sambungan antar pipa harus betul-betul rapat. Untuk air bekas mandi atau cuci harus dibuat sebuah manhole untuk mengontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu. Lubang saluran pembuang pun harus diberikan sebuah saringan.Selain itu, sparing harus dibuat melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (yang diatas plat = 25 cm, sedang yang di bawah plat = 15 cm). Posisi sparing harus disesuaikan dengan tipe saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum ditentukan maka dapat dipakai sistem block out. Sparing clean out harus dipasang secara bersamaan dengan sparing closet (jika ada), di mana letak sparing clean out sebaiknya berada di samping atau dekat sparing closet. Fungsinya adalah sebagai pembersihan apabila pada kloset terjadi penyumbatan. Fan out hanya dipasang bila dalam instalasi saluran kotor terdapat banyak percabangan dengan saluran pembuangan melalui shaft. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet diberi banyak air. Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan bak.